Pada aspek lain, implementasi ASEAN
AFTA akan mempengaruhi sektor pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sekalipun pada
sisi lain ada kekhawatiran Indonesia akan “menjadi surga” produk-produk impor
dari negara-negara peserta ASEAN, karena daya saing Indonesia masih dianggap
lemah.Tentu kekhawatiran ini seharusnya mampu dievaluasi secara kolektif guna
Indonesia bisa bersaing secara globaldalam menghadapi ASEAN AFTA.
Keingintahuan penulis mengenai
persiapan Indonesia menghadapi ASEAN AFTA, merupakan
sesuatu yang seharusnya mendapatkan perhatian lebih. Mengingat ASEAN AFTA
sangat berpengaruh dalam sektor perekonomian Indonesia sekaligus berdampak pada
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MAE), khususnya penduduk Indonesia.
Berdasarkan uraian dan latar pikir di
atas, maka penulis sejatinya hendak menganalisa lebih lanjut mengenai ASEAN
AFTA dan implikasinya terhadap berbagai sektor di Indonesia, utamanya kesiapan
Indonesia di sektor ekonomi dan perdagangan. Hal ini menjadi urgen, agar
Indonesia tidak sekedar sebagai negara yang didominasi oleh negara lain, yang
memiliki tingkat persiapan lebih matang dari Indonesia.
Menakar Kesiapan Indonesia
Berlakunya ASEAN AFTA akan
memberikan dampak yang serius terhadap perekonomian Indonesia. Indonesia harus
memaksa dirinya menjadi negara yang mampu berdayasaing tinggi dengan
negara-negara anggota ASEAN lainnya. Sesungguhnya, masyarakat Indonesia belum
sepenuhnya memahami dampak yang luar biasa dari ASEAN AFTA. Penyebab mendasar
adalah sosialisasi yang dilakukan pemerintah belum merata. Padahal pemahaman
tentang berlakunya ASEAN AFTA berguna kepada masyarakat Indonesia untuk
mempersiapkan dengan matang sejak dini agar menjadi pelaku yang mampu
berdayasaing dalam bidang ekonomi.
Lalu bagaimana sejatinya
kesiapan Indonesia dalam menghadapi ASEAN AFTA.Padahal diberlakukannya ASEAN AFTA
tinggal sebentar lagi. Namun sebagaimana diketahui 2014 adalah tahun politik
dimana masyarakat Indonesia akan lebih fokus menghadapi pemilu. Hal inilah yang
dalam analisa penulis menyebabkan sosialisasi kepada masyarakat Indonesia dalam
menghadapi ASEAN AFTA menjadi terabaikan. Padahal pertarungan menghadapi ASEAN AFTAtak
ubahnya pertarungan hidup mati dalam sektor ekonomi. Jika persiapan yang
dilakukan belum sepenuhnya matang, maka Indonesia akan didominasi oleh negara
lain dalamASEAN AFTA.
Ketidaksiapan Indonesia
menghadapi ASEAN AFTA akan memberikan bencana perekonomian. Lalu-lintas produk
negara-negara ASEAN yang diklaim lebih berkualitas akan menggeser dayasaing
produk Indonesia. Apalagi perdagangan Indonesia terhadap ASEAN mengalami
defisit sebesar 527,5 milliar dollarAS secara kumulatif dari Januari hingga
November 2013. Jika defisit ini tidak bisa diatasi, maka akan menyebabkan
Indonesia menjadi pasar produk ASEAN. Oleh karena itu, Indonesia harus serius
mengambil langkah strategis untuk menghadapi dampak serius ASEAN AFTA.
PeranPemerintah
Kesiapan untuk menghadapi ASEAN AFTA merupakan tanggung jawab bersama,
termasuk pada wilayah ini adalah pemerintah. Pemerintah berperan sangat sentral
dalam hal ini. Termasuk salah satunya memperbaiki insfrastruktur secara
komprehensif. Insfrastruktur posisinya sangat urgen dalam perekonomian yang
terejawentahkan dalam aktifitas perdagangan.
Kemampuan
daya saing produk Indonesia di pasaran ASEAN menuntut ketersediannya
infrastruktur yang memadahi. Infrastruktur yang kurang maksimal akan
memperlambat gerak laju ekspor berbagai produk. Akibatnya kepercayaan
permintaan luar negeri terhadap produk Indonesia mengalami penurunan. Bahkan
produk yang berdiam lama selama di perjalanan akan mengalami penyusutan
kualitas.
Perlu
disadari pula, bahwa infrastruktur di Indonesia masih jauh dari tingkat ideal.
Masalah infrastruktur merupakan pekerjaan rumah Pemerintah yang harus
diselesaikan sesegera mungkin dalam menghadapi ASEAN AFTA. Tercapainya
infrastruktur yang memadahi akan berpengaruh besar terhadap daya saing produk
dalam negeri. Dengan demikian, daya saing sangat ditentukan oleh kecepatan
barang masuk dan keluar. Saking pentingnya infrastruktur dalam mensukseskan
AFTA 2015, Pemerintah seharusnya menjadikan sektor ini adalah sektor yang
paling diprioritaskan.
Demikian pula, pemerintah pusat
dan daerah hendaknya bersinergi secara harmonis dalam membuat berbagai
kebijakan, agar pembangunan infrastruktur, seperti perbaikan pelabuhan, jalan
raya dan sarana transportasi lainnya bisa dilakukan secepatnya. Bahkan pembangunan
sarana transportasi ini mampu menjangkau sampai ke pedesaan, di mana terdapat
UMKM atau home industryyang menciptakan ekonomi kreatif agar bisa
membantu negara dalam meningkatkan laju ekspor. Akses insfrastruktur
benar-benar merupakan faktor penentu dalam memperlancar sirkulasi produk yang
mempunyai daya saing tinggi. Apalagi, ketersediaan infrastruktur mampu
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sudah saatnya kita mempersiapkan diri
untuk menghadapi ASEAN AFTA.
Di samping itu penting juga
dalam rangka menghadapi berlakunya ASEAN AFTA, Pemerintah Indonesia harus
segera mengambil langkah-langkah strategis, diantaranya:1). Peningkatan Daya
Saing Ekonomi,2). Peningkatan Laju Ekspor, 3). Reformasi Regulasi, 4).
Perbaikan Infrastruktur,5). Reformasi Iklim, 6). Reformasi Kelembagaan, 7).
Pemberdayaan UMKM,8). Pengembangan Pusat UMKM Berbasis WebsiteTeknologi
informasi, dan 9). Penguatan Ketahanan Ekonomi.
Peran Pemuda
Lalu
bagaimana seharusnya tindakan kongkrit pemuda dalam rangka menghadapi ASEAN AFTA.
Karena pemuda posisinya sangat urgen yang merupakan tonggak penerus estafet
kepemimpinan dan dapat menentukan masa depan Indonesia.
Setidaknya
ada beberapa hal yang harus direfleksikan pemuda dalam rangka menghadapi ASEAN
AFTA 2015. Pertama, Meningkatkan mutu
kualitas personal adalah sebuah keharusan, supaya pemuda dapat berkompetisi
secara aktif dalam ASEAN AFTA, bukan hanya sebagai penonton ajang persaingan
perdagangan negara-negara ASEAN. Salah satunya, pemuda harus memiliki
ketrampilan berbahasa inggris. Sebab bahasa inggris sudah menjadi sarana
komunikasi global yang digunakan dalam setiap transaksi perdagangan, misalnya. Pada
sisi lain, pemuda selayaknya juga mampu melahirkan gagasan-gagasan
kewirausahaanyang kreatif dan inovatif sehingga dapat meningkatkan sektor ekonomi
Indonesia secara universal.
Mengingat
ASEAN AFTA yang akan terealisasikan di pengujung tahun 2015, maka pada kondisi seperti ini pemudayang
disinyalir sebagai spirit dan icon perubahan
sudah saatnya untuk menyadari perihal tersebut, bukan semakin lelap di balik
selimut “apatisnya”. Ketika kesadaran tentang pentingnya memperbaiki diri pada
aspek kualitas untuk menghadapi ASEAN AFTA bagi para pemudamaka kekhawatiran
tentang Indonesia akan dimonopoli dan didominasi oleh negara lain pada aspek
perdagangan dapat dihindari.
Kedua, salah satu penyebab mendasar
masayarakat Indonesia belum siap menghadapi ASEAN AFTA adalah belum adanya sosialisasi
yang dillakukan secara merata baik pada lapisan masyarakat bawah sampai atas.
Sehingga pada aras iniperan pemuda adalah membantu pemerintah guna menghadapi
ASEAN AFTA dengan cara membangun kesadaranmasyarakat berupa sosialisasi kepada
pemuda yang lain, khususnya kepada masyarakat yang belum memahami tentang
adanya ASEAN AFTA. Sosialisasi ini dimaksudkan untuk mempersiapkan menjadi pelaku yang berdaya
asing dalam bidang ekonomi.
Budaya sebagai Peluang Indonesia dalam ASEAN AFTA
Kebudayaan
lokal adalah salah satu bentuk keunggulan Indonesia dalam rangka meramaikan
pasar bebas ASEAN AFTA. Hal ini penting juga diperhatikan sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah batik
nusantara.
Batik
nusantara yang sangat beragam tentu harus diupayakan oleh pemerintah untuk
menjadi bagian dari ASEAN AFTA. Pada wilayah ini, pemerintah harus menciptakan
mekanisme pasar yang menguntungkan potensi-potensi lokal yang dapat memberikan
kesejahteraan kepada masyarakat. Seperti di Jakarta, diadakannya Ajang pameran
Adiwastra Nusantara 2014 dengan tema Kreasi Tanpa Batas dalam Serat dan Corak
kembali digelar di Jakarta Convention Center (JCC), mulai dari 19 Februari-23
Februari 2014.Hal ini merupakan salah satu wujud kesiapan Indonesia menghadapi
ASEAN AFTA.
Selain itu, dalam
pelaksanaan pameran Adiwastra Nusantara ini juga mendorong kompetisi penenunan
sutera Indonesia. Sebab, hal ini sebagai persiapan menghadapi perdagangan bebas
yakni ASEAN AFTA.
Di samping itu
pemuda juga harus mampu mengimplementasikan gagasan kewirausahaan yang kreatif
dan inovatif dalam bentuk produk-produk yang mengkampanyekan potensi lokal. Misalnya,
membuat produk yang mengkreasikan dengan batik nusantara. Hal ini akan menjadi
daya tarik bagi masyarakat ASEAN.
Kesimpulan
Diberlakukannya ASEAN AFTA
selayaknya harus menjadi peluang bagi Indonesia dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dapat berimbas terhadap tingkat
kesejahteraan masyarakat Indonesia. Tentu dengan upaya mematangkan segala
bentuk persiapan guna menghadapi ASEAN AFTA.
Penting pula pada wilayah
ini sangat penting peran pemuda dalam ikut serta pada ASEAN AFTA. Salah satunya
dengan cara meningkatkan kualitas dan ketrampilan personal. Sehingga mereka
dapat menjadi bagian dari ASEAN AFTA yang mengedepankan kompetisi.
Optimlisasi potensi lokal
yang didukung oleh mekanisme pasar yang baik dengan dukungan dari pemerintah
dan pemuda, dapat mendorong tingkat kesejahteraan bagi para pelaku usaha-usaha
kecil yang mempromosikan kekayaan potensi lokal nusantara.
Jika hal ini dapat
diterapkan, ASEAN AFTA akan menjadi berkah bagi Indonesia dalam berbagai
sektor. (*)
*Rahmawati Alfi Nurjannah
Kader IMM Koms. Raushan Fikr UMM
Daftar
Pustaka
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2014/02/25/peningkatan-daya-saing-produk-dan-infrastruktur-indonesia-sebagai-persiapan-menghadapi-afta-2015-634576.html
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2014/02/25/peran-mahasiswa-menghadapi-pasar-bebas-asean-634662.html
Sholeh. (2013). Persiapan Indonesia dalam Menghadapi AEC (ASEAN Economic Community)
2015.eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 1 (2): 509-522
Posting Komentar