Assalamualikum, Selamat Datang. Salam Ukhuwah



Mengenal Lebih Dalam Tradisi Ilmiah di IMM dalam Memajukan Umat*

Rabu, 14 Mei 20140 komentar


Oleh : Prima Tahta Amrillah**
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” QS. Ali imron 18.
Allah telah menetapkan bahwa kita tidak akan bisa melihat-Nya di dunia ini, namun Allah telah menampakkan kepada kita ayat-ayat-Nya, Kauniyah dan Qauliyah. Ayat kauniyah merupakan ayat yang ada disekitar kita atau mungkin lebih mudahnya kita menyebutnya dengan alam. Bagaimana angin berhembus, kenapa benda selalu jatuh ke bumi, dan lain sebagainya merupakan tanda-tanda dari kauniyah. Ayat kauniyah merupakan hasil dari observasi, eksperimen dan nalar akal. Sedangkan ayat kauliyah merupakan teks yang diberikan langsung oleh Allah sebagai pedoman hidup kita.
Kemudian, Allah telah menganugerahkan kepada kita akal pikiran dan hati agar kita bisa memahami ayat-ayat-Nya. JIka kita bandingkan epistemologi Barat dan Islam, maka akan terlihat perbedaan bahwa epistemologi dunia Barat menunjukkan bahwa pengetahuan bersifat empiris saja dan berpusat pada indra dan rasio,
misalnya dengan aliran empirisme, rasionalisme, dan positivisme. Hal ini menunjukkan bahwa manusialah yang menjadi pusat epistemologi2.
Sedangkan dalam Islam, manusia tidak dapat berdiri sendiri. Segala sumber pengetahuan berasal dari Allah dan hanya Allah sebagai sumber segala kebenaran, dan manusia diposisikan sebagai pelaku pencari pengetahuan. Adapun pandangan yang relevan dalam hal ini, yaitu 1) tekstual (bayani), dimana dalam studi Islam dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni : teks nash (al-Qur`an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW) dan teks non-nash berupa karya para ulama; 2) demonstratif (burhani), dimana ilmu diperoleh sebagai hasil penelitian, hasil percobaan, hasil eksperimen, baik di laboratorium maupun di alam nyata, baik yang bersifat alam maupun sosial; dan 3) intuitif (‘irfani), dimana pendekatan menggunakan intuisi, pengalaman batin, dan hati. Contohnya pengalaman batin Rasulullah Saw. dalam menerima wahyu Al-Qur'an3.
Berbicara mengenai keilmuan, IMM merupakan wadah bagi mahasiswa muslim untuk membudayakan gerakan keilmuan, karena gerakan mahasiswa seharusnya berbasis keilmuan sebagai identitas gerakan. Lantas keilmuan yang seperti apa yang membedakan antara IMM dengan gerakan nonIMM? Perbedaan tersebut terletak pada sumber ilmu pengetahuannya. IMM seharusnya memadukan ayat-ayat kauniyah dan qauliyah dalam mengkaji sumber pengetahuan. Berbeda dengan barat yang menggunakan ayat kauniyah saja seperti yang diterangkan sebelumnya.
Al-Qur’an memerintahkan kita untuk selalu melakukan tabayyun atau klarifikasi sebagaimana dalam firmannya, “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”.[ Hujurat : 6 ] Sikap melakukan klarifikasi atau mencari kejelasan suatu fakta sejatinya  merupakan salah satu budaya atau metode ilmiah yang lazim digunakan untuk menemukan kebenaran ilmiah. Sikap demikian berkaitan dengan aktivitas pengumpulan data, fakta, atau informasi yang relevan untuk untuk menguji kebenaran suatu informasi atau fakta.
Rasulullah diutus ke dunia ini membawa lima misi besar yang sering kali tidak mampu dipahami oleh sebagian besar umatnya4. Misi besar pertama ialah agar umat Muhammad menjadi umat yang kaya ilmu. Sebagaimana ayat pertama kali yang diturunkan ialah “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”. Ada dua hal penting pada ayat tersebut yaitu perintah iqra’ (membaca) dan kholaq (mencipta). Membaca dalam arti luas, baik ayat kauniyah dan kauliyah. Karena sesungguhnya menurut Prof Dr. H. Imam Suprayogo membaca dan menciptakan ini merupakan kunci sukses dalam hidup. Orang yang dapat membaca hukum akan menjadi ahli hukum, membaca politik akan menjadi politikus, dan membaca al-Qur’an akan menjadi ulama. Didukung oleh menciptakan dari hasil apa yang dia baca. Ini merupakan satu proses keilmuan yang dibawa rasul.
Kedua ialah membawa misi untuk membangun manusia yang berkualitas unggul. Ciri dari manusia unggul tersebut minimal ada empat. Pertama, manusia yang Tahu tentang dirinya sendiri. Pengetahuan tentang diri sendiri ini merupakan modal untuk mengetahui tuhannya. Kedua ialah orang yang bisa dipercaya. Rasulullah merupakan orang yang bergelar Al-Amien, kepercayaannya tidak diragukan lagi oleh masyarakat Arab pada waktu itu. Ketiga, orang yang bisa memelihara pikiran, hati dan jasmaninya. Keempat, orang yang selalu berbuat baik untuk orang lain. Dimensi berbuat baik atau bermanfaat bagi orang lain ini kemudian dinaikkan lagi tidak hanya sekedar antar individu saja tetapi secara berjama’ah, secara organisasi serta kumpulan manusia dalam satu negara. Sehingga hadis yang mengatakan khairunnas ‘anfauhum limas itu menjadi khairulbalad ‘anfauhum lil bilad.
Ketiga ialah membawa misi tentang keadilan. Banyak sekali ayat dalam al-Quran yang membahas tentang keadilan. Bahkan Rasulullah pernah bersabda jikalau Fatimah binti Muhammad mencuri maka aku sendiri yang akan memotong tangannya. Misi keadilan yang dibawa Rasul akan menjadikan tatanan sosial semakin stabil dan jauh dari konflik. Betapa kita tahu dahulu sebelum islam datang keadaan jazirah Arab penuh dengan kondisi yang tidak adil. Perempuan dianggap sebagai subordinat bahkan aib. Oleh karena itu Muhammad SAW datang merubah tatanan sosial melalui keadilan ini.
Keempat ialah misi tentang pelaksanaan ritual. Rasulullah diutus ke bumi membawa ajaran ritual penghambaan manusia kepada tuhannya Allah. Tanda bahwa ada kekuatan transenden yang tidak hanya bisa dirasakan oleh indrawi. Yang sekaligus menunjukkan aliran positivisme tidak sempurna karena tidak semua bisa di indera oleh pancar indera kita.
Kelima ialah misi menjadikan umat manusia untuk beramal shalih. Makna amal shalih ialah segala perbuatan yang benar, sesuai, cocok, dan pas. Dengan kata lain amal shalih itu ialah kerja profesional. Dalam budaya ilmiah, kerja profesional ini merupakan poin penting. Kita sering kali tidak melakukan hal yang sesuai pada tempatnya. Padahal orang yang Berpikir secara ilmiah ialah orang yang profesional (beramal shalih).
Kelima misi besar yang dibawa rasul tersebut akan menjadikan umat menjadi maju. Didasari dengan tradisi ilmiah yang dikembangkan mulai sekarang dalam organisasi IMM ini. Tradisi ilmiah dapat dibangun dengan membuat norma ilmiah seperti misalnya, memberikan penghargaan, memberikan penilaian jujur terhadap hasil kerja orang lain, serta adanya publikasi ilmiah.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Malang memiliki banyak wadah pengembangan tradisi keilmuan. Kita memiliki Tim riset yang baru saja dibentuk yang dimotori oleh komisariat-komisariat se-Malang. Budaya diskusi, yang rutin dijadikan sebagai wadah mengkaji khazanah keilmuan kader pun rutin kita laksanakan bahkan pimpinan cabang pun mewadahi ini dua kali dalam seminggu rutin. Dalam kepenulisanpun kita memiliki blog yang bisa digunakan untuk menampilkan karya kita. Bahkan setiap bulannya Pimpinan Komisariat wajib menyerahkan karya berupa esai terbaik yang nantinya akan dibukukan oleh Pimpinan Cabang di akhir periode nanti5. Silakan dieksplorasi semua fasilitas dalam rangka menjalankan perintah Rasulullah untuk memajukan umat islam menuju izzul islam wal muslimin.
_____________________________________
*disampaikan pada kajian keilmuan 13 Mei 2014 di UIN Maliki Malang bersama IMM UIN.
**mahasiswa semester galau jurusan Teknik Informatika Universitas Brawijawa Malang asal Pamekasan dan Sekbid Riset dan Pengembangan Keilmuan PC IMM Malang
Daftar Pustaka
1.Nasrah, “Pengetahuan Manusia dan Epistemologi Islam”,Universitas Sumatera Utara
2.Nasution, Khoiruddin, “Pengantar Studi islam”. Yogyakarta: Tazzaff dan ACAdeMIA, 2009.
3. Zainuddin, M.  “Filsafat Ilmu Perspektif Pemikiran Islam”.Yogyakarta : Bayu Media, 2003.
4. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, disampaikan pada stadium general workshop tim riset PC IMM Malang, 25 April 2014 di SMP Muhahammadiyah 8 Batu
5. Program kerja Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan PC IMM Malang 2013-2014


Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Segelas Kopi untuk Ikatan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger