Oleh : Prima Tahta Amrillah**
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia
(yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang
yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia
(yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” QS. Ali imron 18.
Allah
telah menetapkan bahwa kita tidak akan bisa melihat-Nya di dunia ini, namun
Allah telah menampakkan kepada kita ayat-ayat-Nya, Kauniyah dan Qauliyah. Ayat kauniyah merupakan ayat yang ada disekitar kita atau mungkin lebih
mudahnya kita menyebutnya dengan alam. Bagaimana angin berhembus, kenapa benda
selalu jatuh ke bumi, dan lain sebagainya merupakan tanda-tanda dari kauniyah.
Ayat kauniyah merupakan hasil dari observasi, eksperimen dan nalar akal.
Sedangkan ayat kauliyah merupakan teks yang diberikan langsung oleh Allah
sebagai pedoman hidup kita.
Kemudian,
Allah telah menganugerahkan kepada kita akal pikiran dan hati agar kita bisa
memahami ayat-ayat-Nya. JIka kita bandingkan epistemologi
Barat dan Islam, maka akan terlihat perbedaan bahwa epistemologi dunia Barat
menunjukkan bahwa pengetahuan bersifat empiris saja dan berpusat pada indra dan
rasio,
misalnya dengan aliran empirisme,
rasionalisme, dan positivisme. Hal ini menunjukkan bahwa manusialah yang
menjadi pusat epistemologi2.
Sedangkan
dalam Islam, manusia tidak dapat
berdiri sendiri. Segala sumber pengetahuan berasal dari
Allah dan hanya Allah sebagai sumber segala kebenaran, dan manusia
diposisikan sebagai pelaku pencari pengetahuan. Adapun pandangan yang relevan dalam hal ini, yaitu 1) tekstual (bayani), dimana dalam
studi Islam dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni : teks nash (al-Qur`an dan
Sunnah Nabi Muhammad SAW) dan teks non-nash berupa karya para ulama; 2) demonstratif
(burhani), dimana ilmu diperoleh sebagai
hasil penelitian, hasil percobaan, hasil eksperimen, baik di laboratorium
maupun di alam nyata, baik yang bersifat alam maupun sosial; dan
3) intuitif (‘irfani), dimana pendekatan
menggunakan intuisi, pengalaman batin, dan hati. Contohnya pengalaman
batin Rasulullah Saw. dalam menerima wahyu Al-Qur'an3.
Berbicara mengenai keilmuan, IMM merupakan wadah bagi
mahasiswa muslim untuk
membudayakan gerakan keilmuan, karena gerakan mahasiswa seharusnya berbasis
keilmuan sebagai identitas gerakan. Lantas keilmuan yang seperti apa yang
membedakan antara IMM dengan gerakan nonIMM? Perbedaan tersebut terletak pada
sumber ilmu pengetahuannya. IMM seharusnya memadukan ayat-ayat kauniyah dan
qauliyah dalam mengkaji sumber pengetahuan. Berbeda dengan barat yang
menggunakan ayat kauniyah saja seperti yang diterangkan sebelumnya.
Al-Qur’an
memerintahkan kita untuk selalu melakukan tabayyun
atau klarifikasi sebagaimana dalam firmannya, “Hai orang-orang yang beriman, jika datang
kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar
kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”.[
Hujurat : 6 ] Sikap melakukan klarifikasi atau mencari kejelasan suatu fakta
sejatinya merupakan salah satu budaya atau metode ilmiah yang lazim digunakan
untuk menemukan kebenaran ilmiah. Sikap demikian
berkaitan dengan aktivitas pengumpulan data, fakta, atau informasi yang relevan
untuk untuk menguji kebenaran suatu informasi atau fakta.
Rasulullah
diutus ke dunia ini membawa lima misi besar yang sering kali tidak
mampu dipahami oleh sebagian besar umatnya4.
Misi besar pertama ialah agar umat Muhammad menjadi umat yang kaya ilmu.
Sebagaimana ayat pertama kali yang diturunkan ialah “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”. Ada dua hal
penting pada ayat tersebut yaitu perintah iqra’
(membaca) dan kholaq (mencipta).
Membaca dalam arti luas, baik ayat kauniyah
dan kauliyah. Karena sesungguhnya
menurut Prof Dr. H. Imam Suprayogo membaca dan menciptakan ini merupakan kunci
sukses dalam hidup. Orang yang dapat membaca hukum akan menjadi ahli hukum,
membaca politik akan menjadi politikus, dan membaca al-Qur’an akan menjadi
ulama. Didukung oleh menciptakan dari hasil apa yang dia baca. Ini merupakan
satu proses keilmuan yang dibawa rasul.
Kedua ialah membawa misi untuk membangun manusia yang
berkualitas unggul. Ciri dari manusia unggul tersebut minimal ada empat.
Pertama, manusia yang Tahu tentang dirinya sendiri. Pengetahuan tentang diri
sendiri ini merupakan modal untuk mengetahui tuhannya. Kedua ialah orang yang
bisa dipercaya. Rasulullah merupakan orang yang bergelar Al-Amien,
kepercayaannya tidak diragukan lagi oleh masyarakat Arab pada waktu itu.
Ketiga, orang yang bisa memelihara pikiran, hati dan jasmaninya. Keempat, orang
yang selalu berbuat baik untuk orang lain. Dimensi berbuat baik atau bermanfaat
bagi orang lain ini kemudian dinaikkan lagi tidak hanya sekedar antar individu
saja tetapi secara berjama’ah, secara organisasi serta kumpulan manusia dalam
satu negara. Sehingga hadis yang mengatakan khairunnas
‘anfauhum limas itu menjadi khairulbalad
‘anfauhum lil bilad.
Ketiga
ialah membawa misi tentang keadilan. Banyak sekali ayat dalam al-Quran yang
membahas tentang keadilan. Bahkan Rasulullah pernah bersabda jikalau Fatimah binti
Muhammad mencuri maka aku sendiri yang akan memotong tangannya. Misi keadilan
yang dibawa Rasul akan menjadikan tatanan sosial semakin stabil dan jauh dari
konflik. Betapa kita tahu dahulu sebelum islam datang keadaan jazirah Arab
penuh dengan kondisi yang tidak adil. Perempuan dianggap sebagai subordinat
bahkan aib. Oleh karena itu Muhammad SAW datang merubah tatanan sosial melalui
keadilan ini.
Keempat
ialah misi tentang pelaksanaan ritual. Rasulullah diutus ke bumi membawa ajaran
ritual penghambaan manusia kepada tuhannya Allah. Tanda bahwa ada kekuatan
transenden yang tidak hanya bisa dirasakan oleh indrawi. Yang sekaligus
menunjukkan aliran positivisme tidak sempurna karena tidak semua bisa di indera
oleh pancar indera kita.
Kelima
ialah misi menjadikan umat manusia untuk beramal shalih. Makna amal shalih
ialah segala perbuatan yang benar, sesuai, cocok, dan pas. Dengan kata lain
amal shalih itu ialah kerja profesional. Dalam budaya ilmiah, kerja profesional
ini merupakan poin penting. Kita sering kali tidak melakukan hal yang sesuai
pada tempatnya. Padahal orang yang Berpikir secara ilmiah ialah orang yang
profesional (beramal shalih).
Kelima
misi besar yang dibawa rasul tersebut akan menjadikan umat menjadi maju.
Didasari dengan tradisi ilmiah yang dikembangkan mulai sekarang dalam
organisasi IMM ini. Tradisi ilmiah dapat dibangun dengan membuat norma ilmiah
seperti misalnya, memberikan penghargaan, memberikan penilaian jujur terhadap
hasil kerja orang lain, serta adanya publikasi ilmiah.
Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah Malang memiliki banyak wadah pengembangan tradisi
keilmuan. Kita memiliki Tim riset yang baru saja dibentuk yang dimotori oleh
komisariat-komisariat se-Malang. Budaya diskusi, yang rutin dijadikan sebagai
wadah mengkaji khazanah keilmuan kader pun rutin kita laksanakan bahkan
pimpinan cabang pun mewadahi ini dua kali dalam seminggu rutin. Dalam
kepenulisanpun kita memiliki blog yang bisa digunakan untuk menampilkan karya
kita. Bahkan setiap bulannya Pimpinan Komisariat wajib menyerahkan karya berupa
esai terbaik yang nantinya akan dibukukan oleh Pimpinan Cabang di akhir periode
nanti5. Silakan dieksplorasi semua fasilitas dalam rangka
menjalankan perintah Rasulullah untuk memajukan umat islam menuju izzul islam wal muslimin.
_____________________________________
*disampaikan
pada kajian keilmuan 13 Mei 2014 di UIN Maliki Malang bersama IMM UIN.
**mahasiswa
semester galau jurusan Teknik Informatika Universitas Brawijawa Malang asal
Pamekasan dan Sekbid Riset dan Pengembangan Keilmuan PC IMM Malang
Daftar Pustaka
1.Nasrah, “Pengetahuan Manusia dan Epistemologi Islam”,Universitas Sumatera Utara
2.Nasution, Khoiruddin, “Pengantar Studi islam”. Yogyakarta: Tazzaff
dan ACAdeMIA, 2009.
3. Zainuddin, M. “Filsafat Ilmu Perspektif Pemikiran Islam”.Yogyakarta
: Bayu Media, 2003.
4. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, disampaikan pada stadium general workshop tim riset PC IMM Malang, 25 April 2014 di
SMP Muhahammadiyah 8 Batu
5. Program kerja
Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan PC IMM Malang 2013-2014
Posting Komentar