Assalamualikum, Selamat Datang. Salam Ukhuwah



Pemuda, Perubahan dan Masa Depan Indonesia

Rabu, 09 April 20140 komentar



Banyaknya permasalahan yang ada di bangsa ini menjadikan masyarakatnya menjalani  kehidupan diambang kesejahteraan. Wajah Indonesia memang sedang terkoyak persoalan korupsi, kemiskinan, pengangguran serta setumpuk problematika yang tak kunjung membaik. Belum lagi, banyak persoalan yang bahkan menjadi barang mewah bagi sebagian masyarakatnya. Akses pendidikan misalnya, tak semua masyarakat Indonesia mampu merasakan bagaimana manisnya mengenyam pendidikan.

Permasalahan yang ada di Negara ini seakan bersifat statis, tak pernah berubah dari masa ke masa, permasalahan yang dihadapi sepertinya hanya permasalahan itu-itu saja, permasalahan tersebut pasti tidak akan jauh-jauh mengenai Sumber Daya Masyarakatnya, khususnya para pemuda yang ada di bangsa ini.  Jika saja Indonesia memiliki Sumber Daya Masyarakat yang mumpuni, maka persoalan kemiskinan, korupsi, penganguran serta berbagai jenis permasalahan lain yang mewarnai kehidupan berbangsa di Negara ini pasti akan berkurang. Terlebih lagi Indonesia memiliki potensi yang melimpah-ruah, yang jika potensi ini diolah dengan sangat baik, maka tentu saja Negara ini akan menjadi negara adidaya dan mampu bersaing dengan negara-negara yang lainnya. Tetapi, sayang sekali karena pada realitanya Indonesia masih jauh dari mimpi menjadi Negara adidaya karena setiap komponen-komponen yang ada di Negara ini kurang dioptimalkan potensinya.
Bangsa Indonesia membutuhkan perubahan, agar tidak tetap pada keadaan yang statis. Untuk itu Bangsa Indonesia membutuhkan agen-agen perubahan yang dapat mengantarkan Indonesia ke arah yang lebih baik, dan pemuda yang notabene sebagai “ agent of change” dirasakan mampu mengantarkan Indonesia menuju masa yang lebih baik. Akan tetapi Fenomena tersebut memunculkan pertanyaan penting bagi para pemuda, apakah para pemuda mampu menjadi agent of change seperti yang diharapkan?
Merujuk pada ucapan proklamator bangsa ini “Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat merubah dunia” menjadi bukti konkret bahwa pemuda mampu merubah keadaan Indonesia bahkan jika para pemuda mempunyai tekad yang kuat, pemuda pun bisa merubah keadaan dunia, karena sejatinya pemuda memiliki sifat alamiah yaitu agent of change.  Akan tetapi banyak pemuda zaman sekarang yang melupakan kodrat mereka sebagai agent of change, pemuda zaman sekarang terlihat seperti kurang bergairah ketika mereka dihadapkan dengan persoalan-persoalan bangsa mereka, mungkin masih ada sebagian yang menanggapi, tetapi mayoritas malah berpaling muka dari persoalan-persoalan tersebut, jikalau begini adanya apa mungkin perubahan-perubahan yang diharapkan bisa terealisasikan sedangkan mereka saja enggan menyatukan tekad untuk merekonstruksi bangsa ini. Inilah yang menjadi pekerjaan rumah bagi para pemuda sekarang, mereka harus menyatukan persepsi dan tekad mereka dan mengaktualisasikan diri mereka kepada gerakan-gerakan untuk bisa merekonstruksi Indonesia ke arah yang lebih baik.
Pemuda dan Rehabilitasi Masa Depan Bangsa
Sebelum kita membayangkan bagaimana indahnya masa depan para pemuda, kita harus lebih dahulu merasakan susahnya menciptakan para pemuda masa depan. Gejala, situasi dan kondisi bangsa di segala bidang kehidupan bersimbiotik secara alami dengan para pemuda dari generasi ke generasi berikutnya. Ini pula yang mengakibatkan terkikisnya intelektualitas, kecerdasan emosi dan spiritualitas para pemuda dalam menyikapi problematika-problmatika yang terjadi pada waktu dekat ini.
Namun di lain sisi, agaknya tidak salah jika sebagian orang mengatakan bahwa nasionalisme pemuda kita telah berubah menjadi materialisme dan hedonisme, patriotisme telah berubah menjadi apatisme. Fenomena ini dapat kita tangkap dari keengganan sebagian pemuda kita untuk memikirkan masalah kebangsaan. Kegamangan pemuda dalam menghadapi permasalahan bangsa dapat mengurangi agresivitas pembangunan bangsa.
Sebab lain yang menjadi pemicu lunturnya semangat kebangsaan pada generasi muda saat ini, karena kejenuhan para pemuda dalam memandang wacana kebangsaan yang dikumandangkan elite politik kita. Mereka melihat tidak adanya figur teladan yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi perbaikan keadaan bangsa.
Masa Depan Indonesia
Masa depan Indonesia adalah ketika generasi ini menyiapkan generasi muda yang tangguh, ulet, tekun, sabar, dan juga berkarakter. Namun ironisnya, ketika pintu gerbang reformasi terbuka, air bah itu menerjang hampir seluruh sendi kehidupan. Pada saat bersamaan, kita lengah dan belum menyiapkan generasi pemimpin yang luar biasa untuk menghela persoalan-persoalan bangsa. Implikasinya, bangsa Indonesia sekarang ini berjalan terseok-seok menahan beban berat. Pemimpin seperti ada dan tiada. Dikatakan ada, karena secara struktur pemerintahan ia memang ada. Dan dikatakan tiada, ia sering tidak berada ketika dibutuhkan oleh masyarakatnya. Konflik-konflik sektarian, terorisme, korupsi yang merajalela dan hampir tidak ada pemimpin teladan yang mampu menyeleseikan permasalahn tersebut sehingga hampir tidak ada figur-figur yang dapat dijadikan inspirasi. Padahal Pemimpin-pemimpin yang mampu menjadi inspirator inilah yang sangat dibutuhkan untuk membangkitkan spirit dan semangat bangsa agar bangkit dari keterpurukkan.
Masyarakat Indonesia memang belum merasa merdeka dari kemiskinan dan kebodohan. Pemuda harus bisa menyuarakan aspirasinya sehingga masyarakat merasakan kehadirannya.Jika kita Flash back saja, Peran strategis pemuda dalam mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia 68tahun lalu, tak diragukan lagi. Peran mereka memiliki arti penting dalam perjalanan sejarah panjang Indonesia. Secara simbolik, tedapat investasi permanen dalam memperjuangkan cita-cita kemerdekaan yang dilakukan pemuda.  Sekarang ini waktunya untuk mengembalikan warisan sejarah agar peran dan fungsi pemuda tidak lagi dicap sebagai catatan historis dalam perjalanan bangsa.
Miris memang ketika melihat pemuda zaman sekarang, padahal perjuangan yang dilakukan pemuda sekarang sangat kontras dengan apa yang dilakukan pemuda zaman dahulu, mereka rela mengorbankan harta bahkan nyawa mereka untuk mencapai kemerdekaan, akan tetapi ketika kemerdekaan telah diraih pemuda justru merasa tugas mereka telah selesai, banyak yang beranggapan untuk apa mereka mengaktualisasikan diri mereka ketika bangsa ini telah merdeka, ketika tidak ada lagi bangsa yang akan menjajah bangsa ini, padahal tanpa mereka sadari polemik-polemik intra negeri inilah yang dapat menghancurkan persatuan dan kesatuan Negara Indonesia, dan polemik-polemik ini jika bukan para pemuda yang menyeleseikannya lalu kita mau menggantungkannya kepada siapa.
Membangun paradigma pemuda
Pemuda adalah generasi penerus bangsa ini, oleh karenanya pemuda harus bersatu untuk membangun bangsa, bersatu untuk mebebaskan bangsa dari belenggu penjajahan masa kini dengan nilai – nilai kebersamaan dan persaudaraan, toleransi, tanggung jawab dan disiplin diri, serta memiliki wawasan, dan berjiwa nasionalis. Hal inilah yang sebenarnya perlu ditanamkan bagi pribadi pemuda sekarang.
Sudah saatnya indonesiamenjadi lebih mandiri, oleh karenanya pemuda yang ada harus siap membangun bangsa yang mandiri pula, hal tersebut bukan hanya menjadi mimpi serta wacana belaka ketika perubahan dilakukan dengan penuh kesadaran untuk mengubah bangsa menjadi lebih baik dengan kemandirian.
Republik ini dirintis dengan buaian, dilahirkan dengan modal kecerdasan, dan dari serangan kecerdasan pula. Dari wacana tersebut menimbulkan pertanyaan yang sekiranya pertanyaan tersebut hanya mampu dijawab oleh pemuda zaman sekarang sendiri. Oleh karenanya pemuda perlu memiliki intelektualitas dan daya kritis yang tinggi dalam menghadapi hari depan yang mana arah dan tujuan bangsa ini ada di tangan pemuda masa kini.
Bangsa ini sedang menanti bangun dan bangkitnya pemuda untuk mulai merekonstruksi Indonesia, mimpi dan cita-cita bangsa ada di genggaman mereka, pemuda harus bangkit, pemuda tidak boleh hanya diam melihat bagaimana kondisi negaranya sekarang ini. Jika kita berkaca kepada masa lalu, kita pasti mendapatkan pemuda yang memiliki sifat nasionalisme yang sangat tinggi, mereka terus dan terus berjuang demi bangsanya, meski mereka hanya pemuda namun mereka optimis bahwa dengan menyatukan tekad mereka bisa meraih kemerdekaan. Memang alasan kuat yang mendorong mereka memiliki sifat nasionalisme yang tinggi adalah karena adanya imperialisme barat dan keinginan untuk meraih kemerdekaan. Dan sekarang kemerdekaan sudah ada dimiliki oleh bangsa kita, karena sebab itulah sifat nasionalisme mulai pudar pada jiwa-jiwa pemuda bangsa kita, satu hal yang harus kita tahu sebagai warga Negara Indonesia, meski kemerdekaan sudah sepenuhnya dimiliki Indonesia, namun kita masih memiliki problematika, yakni problematika-problematika internal yang datang dari warga Negara Indonesia sendiri. 
Banyak kecaman dan ketidaksetujuan akan menjadi rintangan yang harus ditembus. Tapi ini akan berjalan sementara, sebab arus pembaharuan tak dapat dibendung. Pembaharuan adalah hukum alam yang tak dapat ditolak. Tinggal bagaimana para pemuda memposisikan diri mereka ; apakah mereka ingin menjadi pemuda yang menerima pembaharuan karena tak dapat mengelak dari seretan arus sejarah. Atau menjadi orang-orang terdepan dalam menyuarakan pembaharuan bagi bangsanya.
Ideologi pemuda, bukan Doktrinisasi
Dalam setiap jiwa seorang pemuda harus ditanamkan argument bahwa pemuda  itusebagai lokomotif perubahan Negara, dengan tekad, kemampuan dan semangat nasionalisme mereka, itu bisa membawa perubahan yang besar bagi bangsa Indonesia. Oleh karenanya sebagai lokomotif perubahan pemuda haruslah mempunyai tujuan yang jelas akan dibawa kearah mana Negara ini, akankah mereka membawanya kepada lembah hitam/keterpurukan atau malah mereka membawanya kearah yang lebih baik. Maka perjuangan mengarahkan perubahan tersebut haruslah di isi oleh ideologi yang benar sebagai konsepsi hidup untuk perjuangan membangun negara lebih baik kedepannya, penanaman ideologi pemuda haruslah disadarkan melalui pendidikan namun bukan pemaksaan terhadap paham ideologi tersebut. Karena pemaksaan hanyalah doktrin, dan doktrin yang dilakukan pasti akan menimbulkan perlawanan, alhasil cita-cita demokrasi dan egalitarian negara hanyalah menghasilkan anarkisme semata. Ketika lebih-lebih negara menggunakan kekuasaannya untuk menekan pemuda yang kontra terhadap doktrinisasi.
Sudah seharusnya Indonesia dapat menjadi negara yang lebih baik kedepannya, karena kita harus meninggalkan yang baik untuk menuju yang lebih baik, hal tersebut dapat lah dicapai melalui lokomotif pemuda yang baik pula. (*)



*Irma Damayanti
Kader IMM Koms. Pelopor UIN Malang
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Segelas Kopi untuk Ikatan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger