Banyaknya
permasalahan yang ada di bangsa ini menjadikan masyarakatnya menjalani kehidupan diambang kesejahteraan. Wajah
Indonesia memang sedang terkoyak persoalan korupsi, kemiskinan, pengangguran
serta setumpuk problematika yang tak kunjung membaik. Belum lagi, banyak
persoalan yang bahkan menjadi barang mewah bagi sebagian masyarakatnya. Akses
pendidikan misalnya, tak semua masyarakat Indonesia mampu merasakan bagaimana
manisnya mengenyam pendidikan.
Permasalahan
yang ada di Negara ini seakan bersifat statis, tak pernah berubah dari masa ke
masa, permasalahan yang dihadapi sepertinya hanya permasalahan itu-itu saja,
permasalahan tersebut pasti tidak akan jauh-jauh mengenai Sumber Daya
Masyarakatnya, khususnya para pemuda yang ada di bangsa ini. Jika saja Indonesia memiliki Sumber Daya
Masyarakat yang mumpuni, maka persoalan kemiskinan, korupsi, penganguran serta
berbagai jenis permasalahan lain yang mewarnai kehidupan berbangsa di Negara
ini pasti akan berkurang. Terlebih lagi Indonesia memiliki potensi yang
melimpah-ruah, yang jika potensi ini diolah dengan sangat baik, maka tentu saja
Negara ini akan menjadi negara adidaya dan mampu bersaing dengan negara-negara
yang lainnya. Tetapi, sayang sekali karena pada realitanya Indonesia masih jauh
dari mimpi menjadi Negara adidaya karena setiap komponen-komponen yang ada di
Negara ini kurang dioptimalkan potensinya.
Bangsa
Indonesia membutuhkan perubahan, agar tidak tetap pada keadaan yang statis. Untuk
itu Bangsa Indonesia membutuhkan agen-agen perubahan yang dapat mengantarkan
Indonesia ke arah yang lebih baik, dan pemuda yang notabene sebagai “ agent of change” dirasakan mampu
mengantarkan Indonesia menuju masa yang lebih baik. Akan tetapi Fenomena
tersebut memunculkan pertanyaan penting bagi para pemuda, apakah para pemuda
mampu menjadi agent of change seperti
yang diharapkan?
Merujuk
pada ucapan proklamator bangsa ini “Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu
orang pemuda dapat merubah dunia” menjadi bukti konkret bahwa pemuda mampu
merubah keadaan Indonesia bahkan jika para pemuda mempunyai tekad yang kuat,
pemuda pun bisa merubah keadaan dunia, karena sejatinya pemuda memiliki sifat
alamiah yaitu agent of change. Akan tetapi banyak pemuda zaman sekarang yang
melupakan kodrat mereka sebagai agent of
change, pemuda zaman sekarang terlihat seperti kurang bergairah ketika
mereka dihadapkan dengan persoalan-persoalan bangsa mereka, mungkin masih ada
sebagian yang menanggapi, tetapi mayoritas malah berpaling muka dari
persoalan-persoalan tersebut, jikalau begini adanya apa mungkin
perubahan-perubahan yang diharapkan bisa terealisasikan sedangkan mereka saja
enggan menyatukan tekad untuk merekonstruksi bangsa ini. Inilah yang menjadi
pekerjaan rumah bagi para pemuda sekarang, mereka harus menyatukan persepsi dan
tekad mereka dan mengaktualisasikan diri mereka kepada gerakan-gerakan untuk
bisa merekonstruksi Indonesia ke arah yang lebih baik.
Pemuda
dan Rehabilitasi Masa Depan Bangsa
Sebelum
kita membayangkan bagaimana indahnya masa depan para pemuda, kita harus lebih
dahulu merasakan susahnya menciptakan para pemuda masa depan. Gejala, situasi
dan kondisi bangsa di segala bidang kehidupan bersimbiotik secara alami dengan
para pemuda dari generasi ke generasi berikutnya. Ini pula yang mengakibatkan
terkikisnya intelektualitas, kecerdasan emosi dan spiritualitas para pemuda
dalam menyikapi problematika-problmatika yang terjadi pada waktu dekat ini.
Namun
di lain sisi, agaknya tidak salah jika sebagian orang mengatakan bahwa
nasionalisme pemuda kita telah berubah menjadi materialisme dan hedonisme,
patriotisme telah berubah menjadi apatisme. Fenomena ini dapat kita tangkap
dari keengganan sebagian pemuda kita untuk memikirkan masalah kebangsaan.
Kegamangan pemuda dalam menghadapi permasalahan bangsa dapat mengurangi
agresivitas pembangunan bangsa.
Sebab
lain yang menjadi pemicu lunturnya semangat kebangsaan pada generasi muda saat
ini, karena kejenuhan para pemuda dalam memandang wacana kebangsaan yang
dikumandangkan elite politik kita. Mereka melihat tidak adanya figur teladan
yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi perbaikan keadaan bangsa.
Masa Depan Indonesia
Masa
depan Indonesia adalah ketika generasi ini menyiapkan generasi muda yang
tangguh, ulet, tekun, sabar, dan juga berkarakter. Namun ironisnya, ketika
pintu gerbang reformasi terbuka, air bah itu menerjang hampir seluruh sendi
kehidupan. Pada saat bersamaan, kita lengah dan belum menyiapkan generasi
pemimpin yang luar biasa untuk menghela persoalan-persoalan bangsa.
Implikasinya, bangsa Indonesia sekarang ini berjalan terseok-seok menahan beban
berat. Pemimpin seperti ada dan tiada. Dikatakan ada, karena secara struktur
pemerintahan ia memang ada. Dan dikatakan tiada, ia sering tidak berada ketika
dibutuhkan oleh masyarakatnya. Konflik-konflik sektarian, terorisme, korupsi
yang merajalela dan hampir tidak ada pemimpin teladan yang mampu menyeleseikan
permasalahn tersebut sehingga hampir tidak ada figur-figur yang dapat dijadikan
inspirasi. Padahal Pemimpin-pemimpin yang mampu menjadi inspirator inilah yang
sangat dibutuhkan untuk membangkitkan spirit dan semangat bangsa agar bangkit
dari keterpurukkan.
Masyarakat
Indonesia memang belum merasa merdeka dari kemiskinan dan kebodohan. Pemuda
harus bisa menyuarakan aspirasinya sehingga masyarakat merasakan kehadirannya.Jika
kita Flash back saja, Peran strategis pemuda dalam mempercepat proklamasi kemerdekaan
Indonesia 68tahun lalu, tak diragukan lagi. Peran mereka memiliki arti penting
dalam perjalanan sejarah panjang Indonesia. Secara simbolik, tedapat investasi
permanen dalam memperjuangkan cita-cita kemerdekaan yang dilakukan pemuda.
Sekarang ini waktunya untuk mengembalikan warisan sejarah agar peran dan
fungsi pemuda tidak lagi dicap sebagai catatan historis dalam perjalanan
bangsa.
Miris
memang ketika melihat pemuda zaman sekarang, padahal perjuangan yang dilakukan
pemuda sekarang sangat kontras dengan apa yang dilakukan pemuda zaman dahulu,
mereka rela mengorbankan harta bahkan nyawa mereka untuk mencapai kemerdekaan,
akan tetapi ketika kemerdekaan telah diraih pemuda justru merasa tugas mereka
telah selesai, banyak yang beranggapan untuk apa mereka mengaktualisasikan diri
mereka ketika bangsa ini telah merdeka, ketika tidak ada lagi bangsa yang akan
menjajah bangsa ini, padahal tanpa mereka sadari polemik-polemik intra negeri
inilah yang dapat menghancurkan persatuan dan kesatuan Negara Indonesia, dan
polemik-polemik ini jika bukan para pemuda yang menyeleseikannya lalu kita mau
menggantungkannya kepada siapa.
Membangun
paradigma pemuda
Pemuda adalah generasi penerus bangsa ini, oleh
karenanya pemuda harus bersatu untuk membangun bangsa, bersatu untuk mebebaskan
bangsa dari belenggu penjajahan masa kini dengan nilai – nilai kebersamaan dan
persaudaraan, toleransi, tanggung jawab dan disiplin diri, serta memiliki
wawasan, dan berjiwa nasionalis. Hal inilah yang sebenarnya perlu ditanamkan
bagi pribadi pemuda sekarang.
Sudah
saatnya indonesiamenjadi lebih mandiri, oleh karenanya pemuda yang ada harus siap
membangun bangsa yang mandiri pula, hal tersebut bukan hanya menjadi mimpi
serta wacana belaka ketika perubahan dilakukan dengan penuh kesadaran untuk
mengubah bangsa menjadi lebih baik dengan kemandirian.
Republik ini dirintis dengan buaian, dilahirkan
dengan modal kecerdasan, dan dari serangan kecerdasan pula. Dari wacana
tersebut menimbulkan pertanyaan yang sekiranya pertanyaan tersebut hanya mampu
dijawab oleh pemuda zaman sekarang sendiri. Oleh karenanya pemuda perlu
memiliki intelektualitas dan daya kritis yang tinggi dalam menghadapi hari
depan yang mana arah dan tujuan bangsa ini ada di tangan pemuda masa kini.
Bangsa
ini sedang menanti bangun dan bangkitnya pemuda untuk mulai merekonstruksi
Indonesia, mimpi dan cita-cita bangsa ada di genggaman mereka, pemuda harus
bangkit, pemuda tidak boleh hanya diam melihat bagaimana kondisi negaranya
sekarang ini. Jika kita berkaca kepada masa lalu, kita pasti mendapatkan pemuda
yang memiliki sifat nasionalisme yang sangat tinggi, mereka terus dan terus
berjuang demi bangsanya, meski mereka hanya pemuda namun mereka optimis bahwa
dengan menyatukan tekad mereka bisa meraih kemerdekaan. Memang alasan kuat yang
mendorong mereka memiliki sifat nasionalisme yang tinggi adalah karena adanya
imperialisme barat dan keinginan untuk meraih kemerdekaan. Dan sekarang
kemerdekaan sudah ada dimiliki oleh bangsa kita, karena sebab itulah sifat
nasionalisme mulai pudar pada jiwa-jiwa pemuda bangsa kita, satu hal yang harus
kita tahu sebagai warga Negara Indonesia, meski kemerdekaan sudah sepenuhnya
dimiliki Indonesia, namun kita masih memiliki problematika, yakni
problematika-problematika internal yang datang dari warga Negara Indonesia
sendiri.
Banyak
kecaman dan ketidaksetujuan akan menjadi rintangan yang harus ditembus. Tapi
ini akan berjalan sementara, sebab arus pembaharuan tak dapat dibendung.
Pembaharuan adalah hukum alam yang tak dapat ditolak. Tinggal bagaimana para
pemuda memposisikan diri mereka ; apakah mereka ingin menjadi pemuda yang menerima pembaharuan karena tak dapat mengelak
dari seretan arus sejarah. Atau menjadi orang-orang terdepan dalam menyuarakan
pembaharuan bagi bangsanya.
Ideologi pemuda, bukan Doktrinisasi
Dalam
setiap jiwa seorang pemuda harus ditanamkan argument bahwa pemuda itusebagai lokomotif perubahan Negara, dengan
tekad, kemampuan dan semangat nasionalisme mereka, itu bisa membawa perubahan
yang besar bagi bangsa Indonesia. Oleh karenanya sebagai lokomotif perubahan
pemuda haruslah mempunyai tujuan yang jelas akan dibawa kearah mana Negara ini,
akankah mereka membawanya kepada lembah hitam/keterpurukan atau malah mereka
membawanya kearah yang lebih baik. Maka perjuangan mengarahkan perubahan tersebut
haruslah di isi oleh ideologi yang benar sebagai konsepsi hidup untuk
perjuangan membangun negara lebih baik kedepannya, penanaman ideologi pemuda
haruslah disadarkan melalui pendidikan namun bukan pemaksaan terhadap paham
ideologi tersebut. Karena pemaksaan hanyalah doktrin, dan doktrin yang
dilakukan pasti akan menimbulkan perlawanan, alhasil cita-cita demokrasi dan egalitarian
negara hanyalah menghasilkan anarkisme semata. Ketika lebih-lebih negara
menggunakan kekuasaannya untuk menekan pemuda yang kontra terhadap
doktrinisasi.
Sudah
seharusnya Indonesia dapat menjadi negara yang lebih baik kedepannya, karena
kita harus meninggalkan yang baik untuk menuju yang lebih baik, hal tersebut
dapat lah dicapai melalui lokomotif pemuda yang baik pula. (*)
Kader IMM Koms. Pelopor UIN Malang
Posting Komentar